Kamis, 06 Februari 2014

Utara dan Wratsangka Rabi

Prabu Tasikraja dari negara tasikretna menyarankan sehubungan dengan musnanya putrinya Dewi Tirtawati, maka untuk itu perlu diundangkan adanya sayembara, kepada siapa saja yang menemukannya, akan dijodohkan dengan sang Dewi. Prabu Abiyasa dari negara Astina, menerima kedatangan resi Narada yang menyampaikan pesan Hyang Girinata kepadanya dimintakan bantuannya untuk mengawinkan raden Utara dan wratsangka putera-putera dari negara Wirata. Demikian pula Prabu Abiyasa menerima kedatangan raden Wratsangka tak lain emnceritakan lolosnya raden Utara, untuk itu prabu Abiyasa diminta bantuannya untuk menemukan kembali, dan berangkatlah untuk mencarinya. Bertemulah merejka ditengah hutan...
Teruskan membaca..

Sucitra (Prabu Drupada)

   Raden Sucitra asal dari Atasangin (seberang), datang ke negeri Cempalareja. Pada waktu raja Cempalareja, Prabu Gandabayu mengadakan perlombaan adu tenaga melawan Gandamana dengan perjanjian siapa yang mengalahkan Gandamana, akan mendapat putri Prabu Gandabayu bernama Dewi Gandawati, masuklah Raden Sucitra ke gelanggang itu. Perang tanding adu tenaga itu sangat ramai. Setelah Sucitra hampir akan kalah oleh Gandamana, Pandu datang membantu dengan kesaktiannya hingga Gandamana dapat dikalahkan. Sucitra mendapat puteri yang dijanjikan itu dan ia diangkat sebagai raja muda di Cempalareja, bernama Prabu Anom Drupada. Kemudian ia bertahta sebagai- raja di Cempalareja. Raden...
Teruskan membaca..

Ugrasena Rabi

 Syahdan bertitahlah Hyang Girinata kepada Hyang Narada, mencari Raden Arya Ugrasena, tak lain Kahyangan Suralaya terancam bahaya, Prabu Garbaruci raja Paranggubarja, mohon jodoh bidadari Dewi Wresini, jika tak diluluskan permintaannya, kahyangan akan dihancurkan. Hyang Narada segera turun ke bumi mendapatkan Raden Arya Ugrasena, yang kala itu ditengah hutan, sedang merenungi nasibnya, lolos dari negara Mandura, kepadanya dimintakan untuk kimpoi dari kakandanya Prabu Basudewa, tetapi enggan menurutinya. Tak lupa, oleh Hyang Narada dijelaskan segala maksud Hyang Girinata, raden Arya Ugrasena menyanggupkan diri, demikian pula Prabu Pandudewanata, yang semula menemukan Raden...
Teruskan membaca..

Kangsa Lahir

Raja Darmaji berusaha mencari mahkota Bathara Rama, lalu pergi ke kerajaan Dwarawati. Ketika raja Darmaji datang, raja Dwarawati, Ditya Kresna sedang dihadap oleh Patih Muksamuka, Murkabumi, Muksala, Karungkala dan Gelapsara. Ditya Kresna menyapa dan bertanya maksud kedatangan Darmaji. Raja Darmaji meminta mahkota Bathara Rama yang dipakai Ditya Kresna. Namun Ditya Kresna tidak mau memberikannya, maka terjadilah perkelahian. Raja Darmaji mati karena digigit, dan putus perutnya. Angsawati, isteri pertama Basudewa, cemburu akibat kehadiran Ugraini dan Badraini. Ia berusaha membunuh mereka namun gagal. Pada suatu malam Angsawati bertemu dengan raja Gorawangsa yang menyamar sebagai...
Teruskan membaca..

Basudewa Rabi

Pada suatu hari pangeran Mandura yakni Basudewa menghilang dari keraton. Pandu yang berada di Astina mendengar berita itu, maka ia pergi mencarinya ditemani Semar, Nala Gareng dan Petruk. Sementara Basudewa berada di tengah hutan sedang bersemasi (bertapa) tiba-tiba Begawan Kawita dari Maendra datang dan meminta pertolongan kepada Basudewa karena pertapaannya dirusak oleh hewan yang dipimpin seekor gajah. Basudewa segera bangun dari semadinya dan ia menolong Begawan Kawita segera membunuh hewan-hewan yang merusak pertapaan. Setelah hewan-hewan terbunuh munculah dua dewa yang memerintahkan agar Basudewa sayembara perang yang diadakan Dipasudya untuk mendapatkan Dewi Maerah putri...
Teruskan membaca..

Sri Maha Punggung

Raden Sadana, di Dukuh Medhangagung, dengan dihadap oleh pengasuhnya: kyai buyut Tuwa, kyai empu Cukat, dan kyai Wayungyang, sedang menerima kedatangan kakandanya, Dewi Sri. Berkatalah Dewi Sri, Duhai, dinda Srisadana, istana Medhangkamulan kutinggalkan, sebab ayahanda Srimahapunggung murka kepadaku, karena menolak kehendak beliau akan mengawinkan aku dengan dengan prabu Pulagra dari kerajaan Medhangkumuwung. Memang sudah menjadi tekadku, tidak akan melayani priya, jika sekiranya tidak sebanding dengan keadaan dinda sendiri. Selanjutnya juga diberitahukan bahwa prajurit-prajurit dari Medhangkumuwung masih mengejarnya, untuk itu kepada Srisadana diperintahkan untuk bersiap-siap...
Teruskan membaca..

Sri Wisnu Krama

Sang Hyang Pramesti Guru, akan mengawinkan Batara Wisnu dengan Dewi Pratiwi, putri Batara Ekawara dari Kahyangan Ekapratala. Untuk melaksanakan niat tersebut Batara Guru mengutus Batara Narada untuk menjemput Dewi Pratiwi. Namun ternyata Dewi Pratiwi menolak jemputan itu karena ia mempunyai permintaan atau syarat, ia hanya akan kimpoi dengan pria yang dapat membawakan bunga Wijayakusuma. Sementara itu pada suatu malam Endang Sumarsi putri Begawan Kesawasidi dari Pertapaan Argajati – bermimpi kimpoi dengan Batara Wisnu. Pagi harinya ia minta kepada ayahnya agar mencarikannya orang yang menjadi idamannya itu. Sang Begawan menuruti permintaan putrinya, pergi mencari. Tak berapa...
Teruskan membaca..

Ruwatan dan Kisah Murwakala

OLEH : MAWAN SUGANDA Mengapa ada orang yang harus diruwat? Sejau apakah kepentingan upcara tersebut? Bagaimana asal-usulnya…? Di Jawa, ada banyak jenis upacara yang sedikit banyak berhubungan denagn kepercayaan. Yang sumbernya berasal dari jaman sebelum agama Islam mempengaruhi kebudayaan Jawa. Satu diantaranya yang dapat dikatakan penting di dalam kehidupan orang Jawa, terutama pada waktu yang lampau, ialah ucapaya Ruwat atau juga disebut Ruwatan. Menurut keyakinan orang Jawa dahulu banyak sekali hal atau peristiwa yang akan dapat mendatangkan malapetaka, apabila tidak menghiraukan dan berikhtiar secara khusus. Maka agar dapat terhindar dari bencana yang setiap saat bisa terjadi,...
Teruskan membaca..
Jumat, 08 November 2013

Mikukuhan

   Di negara Purwacarita, juga disebut Medhangkamulan, prabu Dremamikukukan berkata kepada patih Jakapuring, ” Wahai para abdi Medhangkamulan, Hyang Narada telah berkenan memberikan segala biji tumbuh-tumbuhan, atas perintah beliau, hendaknya biji-biji tumbuh-tumbuhan tersebut, dapat ditanam dan disebarluaskan di seluruh pelosok desa-desa,” patih Jakapuring segera memohon diri untuk mengerjakan perintah raja. Syahdan, semua tanaman telah tumbuh baik, banyak gangguan datang, burung-burung memakan tanaman, segera dihalau dan dibunuh kalau merusak tanaman, demikian pula binatang-binatang datang pula mengganggunya, tapi tak segan-segan dihalau pula binatang perusak itu. Hyang...
Teruskan membaca..

Mumpuni

Seorang yang bertubuh tinggi besar, dengan tatapan mata tajam dan jarang berkedip. Seorang yang dilahirkan dari keturunan para dewa, yang telah digariskan bahwa dia terlahir sebagai sosok yang sangat dingin, tanpa hati dan perasaan. Dan karena sifat asli itulah, maka Sang Batara Guru menganugerahinya dengan seorang istri bidadari yang cantik cantik jelita, keturunan para dewa pula. Dewi Mumpuni, itulah nama sang bidadari yang kini menjadi istri tercintanya. Namun hati tak dapat dipaksakan, dan anggukan di kepala hanya sebuah ungkapan tanda bakti dan hormat kepada orang tua, sehingga Dewi Mumupuni bersedia menjadi istri sang lelaki gagah perkasa itu. Dalamnya laut dapat diduga, namun...
Teruskan membaca..

Watugunung

   Prabu Watugunung seorang raja di Gilingwesi. Menurut riwayatnya, ia seorang putera, raja Prabu Palindriya, tetapi waktu ia masih dalam kandungan, ibunya, yang bernama Dewi Sinta, meninggalkan istana karena dimadu dengan saudaranya sendiri. Dalam perjalanan di tengah rimba, Dewi Sinta bersalin seorang anak laki-laki dan diberi nama Raden Wudug. Suatu kali waktu Raden Wudug masih kanak-kanak ia dimarahi oleh ibunya dan kepalanya dipukulnya dengan centong hingga luka. Karena itu Raden Wudug meninggalkan ibunya dan berganti nama Radite. Kemudian Raden Radite berhasil menyadi raja di Gilingwesi, karena kesaktiannya, dan bergelar Prabu Watugunung dan berpermaisuri dengan...
Teruskan membaca..

Eufemisme dan Werkudoro

Werkudoro adalah sosok pahlawan dalam dunia wayang kulit yang aneh: ia tidak memiliki postur tubuh seorang ksatria pada umumnya, seperti postur tubuh Harjuna misalnya, tapi berpostur tubuh raksasa: tinggi besar, dengan suara menggelegar. Yang juga menarik dari watak Werkudoro adalah: dia tidak bisa menggunakan bahasa Jawa yang halus, yang sangat ketat dalam hal tata krama dan unggah-ungguh. Dia hanya bisa menggunakan bahasa Jawa ngoko, yaitu bahasa Jawa kasar, bahasa Jawa dari tingkatannya yang paling rendah. Tapi Werkudoro inilah, yang tidak pandai menggunakan bahasa dengan halus, yang menjadi pralambang kejujuran dalam dunia wayang kulit. Dia adalah sosok yang jujur dan...
Teruskan membaca..

Ngelmu Kyai Petruk

   Berbeda dengan filsafat Barat, yang berakar dari filsafat Yunani (Socrates dkk.), filsafat Jawa tidak mau bersusah payah untuk berusaha menemukan apa kiranya ‘unsur zat terkecil yang tidak bisa dibagi lagi yang membentuk suatu benda’. Bagi orang Jawa semua itu adalah urusan dan pekerjaan ‘Sing Ngecet Lombok’. Bukan tugas manusia memikirkannya. Jika Plato setelah melalui pemikiran yang mendalam akhirnya memiliki keyakinan bahwa: terdapat kuda sempurna di alam kekal yang menjadi blue-print dari kuda-kuda yang ada dan kita lihat sekarang, maka bagi orang Jawa: yang penting adalah bagaimana merawat kuda dengan baik. Dan untuk menjadi seorang kusir dokar yang terampil kita...
Teruskan membaca..

Samba Ngengleng

  Di kerajaan Dwarawati, prabu Kresna menerima kedatangan raja Mandura prabu Baladewa, menghadap pula raden satyaka, da raden Setyaki. Sang raja membicarakan dengan prabu Baladewa perihal lolosnya putera mahkota Dwarawati raden Samba, kepada kakandanya ialah prabu Baladewa, dibebankannya untuk menemukan dan membawanya kembali ke kerajaan Dwarawati, di mana kabar mencaritakan raden samba berada di gadamadana, dan disanggupi. Pula, raja mengutus raden setyaka untuk pergi ke praja Madukara, menyerahkan permasalahannya kepada raden Janaka. Manakala raja kembali bertemu dengan permaisuri Dewi setyaboma, Dewi Jembawati dan Dewi rukmini di kraton, masanggrahlah prabu Baladewa di...
Teruskan membaca..

Jatagini

DEWI JATAGINI berwujud raseksi. Ia istri Prabu Jatagempol, raja raksasa negara Guwabarong. Karena ketekunannya bertapa, ia menjadi sangat sakti. Berwatak kejam, bengis dan pendedam. Bersama suaminya, Prabu Jatagempol, Dewi Jatagini menyerang negara Amarta. Ia ingin membinasakan keluarga Pandawa, sebagai upaya balas dendam atas kematian leluhurnya, Prabu Kalasasradewa, raja negara Guwamiring yang tewas dalam peperangan melawan Prabu Pandu di nergara Mandura. Dalam pertempuran tersebut, Prabu Jatagempol mati oleh Arjuna. Dewi Jatagini kembali ke negara Guwabarong dan mendidik putra tunggalnya Kalaserenggi dengan berbagai ilmu kesaktian. Setelah Kalasernggi dewasa, Jatagini menyuruh...
Teruskan membaca..